Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM - Ratusan warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia kembali memblokir Jalan Adi Sucipto/Jalan SMA Negeri 2, Senin (15/8) siang. Aksi protes warga terhadap adanya tanah yang dipatok untuk pembangunan Rusunawa Pangkosekhanudnas III dan Wing III Paskhas berujung bentrok dengan personil TNI AU.

Berdasarkan pantauan bentrok terjadi ketika warga hendak membakar ban bekas di simpang Jalan Adi Sucipto-Jalan Padang Golf. Namun, warga terpancing provokasi ketika personil TNI AU berupaya mengambil ban agar tidak dibakar.

Aksi dorong-dorongan antar warga yang didomonasi kaum ibu dan personil TNI AU pun tidak terelakkan. Bahkan, salah satu orang yang diduga dari warga diamankan personil TNI AU.

Pria yang masih remaja tersebut terlihat diseret dan ditendangi.
Hal ini memicu kemarahan warga yang semakin memanas namun berhasil ditenangkan oleh kedua kubu. Perwakilan dari warga Sari Rejo sempat melakukan mediasi dengan pihak TNI AU meminta rekannya dibebaskan.

Mediasi berlangsung alot dan tidak berhasil membebaskan warga. Sebab pihak TNI AU meminta orang tua kandung massa yang diamankan petugas untuk datang.

Namun, tidak lama berselang, seorang ibu paruh baya yang mengenakan busana biru datang ke Mess TNI AU, tempat dimana massa yang diamankan. Ibu tersebut langsung berlari ke gerbang Mess dan berteriak minta anaknya dikeluarkan. "Keluarkan anak saya. Keluarkan anak saya," teriaknya.

Sementara itu, aksi blokir jalan tersebut sudah berlangsung sejak pagi hingga sore. Mereka memprotes rencana pembangunan Rusunawa Pangkosekhanudnas III dan Wing III Paskhas. Karena mereka mengklaim bahwa tanah tersebut adalah tanah warga.

"Siapa yang senang tanahnya di patok, kami warga Sari Rejo bersatu untuk mempertahankan tanah kami. Ini bentuk perlawanan kami yang spontanitas karena terkejut tadi pagi tanah disini (Jalan SMA Negeri 2) dipatok pakai kayu dan tali plastik," kata Rumini, 61,  warga Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia ini.

Pihaknya, mengakui akan terus mempertahankan tanah yang diklaim warga miliknya. Dia mengaku selama ini warga dikawasan itu aktif membayar PBB. "Kamu sudah sejak tahun 1970-an disini, kami juga bayar pajak," katanya.

Sementara itu, Pihak TNI AU mengatakan, lahan tersebut merupakan aset kekayaan negara yang teregistrasi dalam nomor 50506001. Karena itu pihaknya akan mendukung program kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat bekerjasama dengan kemenrian pertahanan untuk pembangunan Rusunawa tersebut.

"Berdasarkan datanya, ini merupakan lahan aset kekayaan negara yang teregistrasi dalam nomor 50506001. Karena itu kita akan terus melakukan pendekatan persuasif. Kita tentu mendukung program pemerintah," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) TNI AU Lanud Soewondo, Mayor Jhoni Tarigan.

Hingga Senin (15/8) sore aksi protes warga kepada personel TNI AU masih berjalan. Bahkan salah seorang wartawan terbitan Medan bernama Array Argus menjadi sasaran keganasan personel TNI AU yang sedang melakukan peliputan.

Tak hanya Array Argus, dua rekan wartawan lainnya, Safrin (MNC TV) dan Teguh Panjaitan (Metro TV) juga menjadi sasaran amarah personel TNI AU. Ketiga wartawan ini sempat mengalami pukulan dari personel TNI AU dan menahannya beberapa saat.

Tak berselang lama, ketiga rekan wartawan tersebut dibebaskan setelah melakukan mediasi. Setelah dibebaskan ketiga rekan wartawan tersebut menuntut agar personel TNI AU yang melakukan pemukulan agar diproses hukum.

Hingga Senin (15/8) sore, ketiga wartawan mendatangi Rumah Sakit Mitra Sejati untuk melakukan visum guna  melengkapi berkas laporan ke kantor polisi. Sementara itu Safrin terpaksa harus mendapatkan bantuan pernapasan di Rumah Sakit Mitra Sejati akibat hantaman keras dibagian perut. 

"Kami mau proses pemukulan ini diproses hukum. Kami sedang melakukan peliputan dan tiba-tiba kami ditarik oleh personel TNI AU itu. Sempat dibawa kami ke dalam satu ruangan. Disitu kami sempat dipukuli. Yang jelas kami kasus pemukulan ini diproses hukum," ucap Array. (Red)

Leave A Reply