MEDAN, IK - Zepri Susanto (45) mengaku telah dianiaya oleh oknum polisi inisial EH dan PNS di Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, inisial HR, di Desa Bandar Klippa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan ini menjelaskan, mulanya ia mencuri ubi bersama remaja, Peri Andika (18), di ladang kelompok Ikatan Keluarga Dolok Sipiongot di Desa Bandar Klippa pada Rabu (6/8/2025) sekitar pukul 05.00 WIB.
Namun, aksi mereka ketahuan oleh pekerja di lokasi. Keduanya pun kabur tanpa membawa dua karung ubi yang hendak diambil.Tak lama, ia diminta kepala dusun (kadus) agar segera meminta maaf kepada pengelola ladang tersebut, inisial AMR.
"Kabar dari kadus, orang itu (pengelola ladang) menghubungi, kalau minta maaf akan dimaafkan," ujar Zepri kepada wartawan saat diwawancarai di lokasi pada Selasa (12/8/2025).
Menyesali perbuatannya, ia bersama istrinya datang ke warung dekat ladang tersebut sekitar pukul 12.00 WIB. Peri turut hadir didampingi orangtuanya. Keduanya menyampaikan permintaan maaf.
Tak lama, istrinya dan orangtua Peri disuruh pulang. "Waktu istri disuruh pulang, saya dipukuli sekitar enam orang. Saya juga sempat ditodong pistol sama AMR," ucap Zepri. Setelah itu, EH dan HR datang ke lokasi
Zepri mengaku dipukuli berkali-kali oleh EH. "Dia (EH) pakai baju Brimob. Wajah saya dipukul sekitar 15 kali. Setelah itu dia memang minta maaf," ucap Zepri. "Saya mau dibakar juga sama HR pakai bensin. Tapi, saya berontak, makanya tak jadi, sedangkan Peri, karena masih muda, jadi takut dan dibakar," sambungnya.
Zepri mengaku tak terima atas tindakan para pelaku sampai saat ini sehingga ia bersama Peri melapor ke Polsek Medan Tembung.
Tanggapan Polsek Medan Tembung
Menyesali perbuatannya, ia bersama istrinya datang ke warung dekat ladang tersebut sekitar pukul 12.00 WIB. Peri turut hadir didampingi orangtuanya. Keduanya menyampaikan permintaan maaf.
Tak lama, istrinya dan orangtua Peri disuruh pulang. "Waktu istri disuruh pulang, saya dipukuli sekitar enam orang. Saya juga sempat ditodong pistol sama AMR," ucap Zepri. Setelah itu, EH dan HR datang ke lokasi
Zepri mengaku dipukuli berkali-kali oleh EH. "Dia (EH) pakai baju Brimob. Wajah saya dipukul sekitar 15 kali. Setelah itu dia memang minta maaf," ucap Zepri. "Saya mau dibakar juga sama HR pakai bensin. Tapi, saya berontak, makanya tak jadi, sedangkan Peri, karena masih muda, jadi takut dan dibakar," sambungnya.
Zepri mengaku tak terima atas tindakan para pelaku sampai saat ini sehingga ia bersama Peri melapor ke Polsek Medan Tembung.
Tanggapan Polsek Medan Tembung
Di lain pihak, Kepala Polsek Medan Tembung AKP Ras Maju menyampaikan bahwa pihaknya telah memproses laporan Peri yang diduga dibakar oleh oknum PNS. Sejumlah saksi telah diperiksa dan beberapa barang bukti disita.
"Kami sudah melakukan penyelidikan (terkait pelaku yang membakar Peri). Identitas terduga pelaku sudah kami kantongi," ujar Ras Maju saat dihubungi melalui saluran telepon.
"Kami sudah melakukan penyelidikan (terkait pelaku yang membakar Peri). Identitas terduga pelaku sudah kami kantongi," ujar Ras Maju saat dihubungi melalui saluran telepon.
Adapun terkait penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum polisi, pihaknya masih mendalami keterangan korban dan saksi.
"Kalau soal itu (dugaan ada polisi yang menganiaya) belum tahu. Kami selidiki dulu. Untuk sementara, keterangan saksi, korban ini dibakar dan alat yang dipakai seperti botol berisi pertalite sudah kami sita," ungkap Ras Maju.
"Kalau soal itu (dugaan ada polisi yang menganiaya) belum tahu. Kami selidiki dulu. Untuk sementara, keterangan saksi, korban ini dibakar dan alat yang dipakai seperti botol berisi pertalite sudah kami sita," ungkap Ras Maju.
Sebelumnya diberitakan, Arianto, selaku Kepala Dusun I Desa Bandar Klippa, pun membenarkan kejadian tersebut.
Mulanya, korban mencuri ubi dan dianiaya serta dibakar saat berupaya untuk meminta maaf.
Mulanya, korban mencuri ubi dan dianiaya serta dibakar saat berupaya untuk meminta maaf.
"Ya benar, saat ini kasus itu sudah ditangani pihak kepolisian," ujar Arianto saat ditemui di kediamannya. (Red)
