Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

 


MEDAN, IK — Lima hari setelah banjir besar melumpuhkan Kota Medan, gelombang keluhan masyarakat kian menguat. Alih-alih pulih, warga justru menghadapi persoalan baru yang tak kalah mencekik: kelangkaan BBM di hampir seluruh SPBU.

Pantauan di lapangan, Minggu (30/11/2025), antrean kendaraan mengular hingga ratusan meter bahkan mencapai satu kilometer di sejumlah titik. Motor dan mobil tampak berhenti berjam-jam hanya untuk mendapatkan beberapa liter bensin—itu pun bila beruntung.

“Kami sudah antre tiga jam, tapi pomnya tutup lagi karena katanya habis. Kami sudah capek dihantam banjir, sekarang susah pula dapat bensin,” keluh Joni, seorang pengemudi ojek online yang mengaku kehilangan pendapatan akibat krisis BBM.

Tidak jauh berbeda, seorang ibu rumah tangga di kawasan Medan Sunggal, Siti Marlia, menumpahkan kekecewaannya. “Bencana banjir saja sudah bikin rumah rusak. Ini BBM susah, aktivitas lumpuh. Sampai kapan pemerintah biarkan kami begini?”

Sejumlah SPBU memang tampak kehabisan pasokan bensin sejak banjir merusak akses distribusi dari depo. Namun masyarakat menilai penanganan lamban dan tidak ada kepastian kapan pasokan normal kembali.

“Kami butuh kepastian. Jangan hanya menyuruh sabar. Kota ini hidup dari mobilitas warganya. BBM langka artinya ekonomi makin berhenti,” ujar Hasan, warga Helvetia Medan.

Hingga berita ini diturunkan, antrean panjang masih terlihat di kawasan Jalan Gatot Subroto, Setia Budi, Padang Bulan, Medan Amplas, hingga Helvetia. Para sopir dan pengendara tampak menunggu dalam kelelahan, sebagian mematikan mesin untuk menghemat sisa BBM.

Masyarakat berharap pemerintah daerah dan Pertamina segera turun langsung menangani situasi darurat ini. “Jangan tunggu Medan benar-benar lumpuh,” kata seorang warga dengan nada getir.

Kelangkaan BBM di tengah kota yang baru bangkit dari banjir kini menjadi babak baru penderitaan warga. Medan belum pulih, tetapi masyarakat sudah kembali harus menjerit. (Rel)

Leave A Reply