Theme Layout

Theme Translation

Trending Posts Display

Home Layout Display

Posts Title Display

Terkini


404

We Are Sorry, Page Not Found

Home Page

INTAIKASUS.COM - Sejumlah Alat Kesehatan (Alkes) senilai Miliaran Rupiah milik RSUD Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu hingga kini tidak berfungsi (mangkrak), padahal kondisinya masih tergolong baik. Hal itu disinyalir akibat lemahnya managemen dirumah sakit plat merah tersebut. Demikian hasil Inspeksi Mendadak (Sidak) Komisi D DPRD, Selasa (15/11/2016).

Saat mengecek keberbagai ruangan poliklinik di RSUD Rantauprapat, anggota Komisi D yakni Arjan Priyadi, Akhyar Simbolon, Saurina dan lainnya menemukan, Bronskoskop, Colonoscopy, Treadmil dan Endoscopy masih terbungkus kain.

Setelah meminta keterangan dari Direktur RSUD Rantauprapat, Renfiel Capah, diketahui bahwa kondisi itu dikarenakan tidak adanya dokter spesialis yang terkait dengan penggunaan alat kesehatan itu.

" Aneh memang, seperti alat jantung itulah, dua unit tertonggok diruangan dan anehnya tahun 2015 kemarin dibeli satu unit lagi. Bagaimana ini," ujar Akhyar Simbolon didalam ruangan yang sejak dua tahun lalu terkunci.

Disana juga diketahui, tidak terpakainya sejumlah Alkes di RSUD Rantauprapat yang kini menjadi rumah sakit pusat rujukan itu, juga dikarenakan enggannya dokter spesialis bekerja disana. Pasalnya, biaya insentif untuk para dokter khususnya yang menangi pasien BPJS, tidak dicairkan hampir bertahun-tahun. Bahkan belakangan, dilakukan kontrak dengan satu orang dokter ahli jantung dari Medan, Sumut.

" Inilah salah satu penyebabnya, ada dokter lokal tetapi tidak dibayar, sementara mengambil dokter dari luar kota. Buruk memang managemen disini, makanya berkurangan terus dokter. Ini tidak bisa dibiarkan," tegas Akhyar Simbolon kesal.

Ditambahkan Saurina dan Arjan Priyadi, sementara pemerintah baik daerah maupun provinsi melalui telah berulangkali dan terus mengelontarkan anggaran miliaran rupiah guna pembelian berbagai jenis Alkes untuk rumah sakit tersebut. Pengucuran uang yang berasal dari masyarakat itupun dinilai mubajir dan bahkan terkesan sia-sia, apalagi pihak Legislatif berulangkali menerima keluhan dan laporan dari masyarakat terkait lemahnya penanganan kesehatan.

" Ini terkesan pekerjaannya sia-sia, dokter spesialisnya tidak ada tetapi alatnya dibeli. Bagaimana penanganan kepada masyarakat, makanya sering dikeluhkan masyarakat," ujarnya kesal.

Sementara, Plt Direktur RSUD Rantauprapat, Renfiel Capah mengatakan, dirinya baru saja menjabat sekitar satu bulan yang lalu. Saat ini katanya, dia tengah fokus membenahi RSUD Rantauprapat agar semakin lebih baik.

Dia juga mengakui, terus berkurangnya jumlah dokter spesialis di rumah sakit yang kini dipimpinnya itu dikarenakan adanya surat keputusan bupati priode sebelumnya yang berkautan dengan insentif dokter.

"Makanya sama bupati sekarang saya minta ijin untuk tetap fokus membenahi rumah sakit ini, banyak yang harus diperbaharui, termasuk managemennya. Selama jadi Wakil disini, saya tidak bisa berbuat banyak," aku Renfiel Capah.

Dari amatan dilokasi, saat disela-sela Sidak, sejumlah warga mendatangi rombongan anggota Komisi D DPRD sembari melaporkan keluhannya terkait lambannya penanganan kesehatan. Selain dokter terlambat datang, Alkes juga ada yang tidak terpakai. (Net)

Leave A Reply