INTAIKASUS.COM - Keputusan sepihak Amerika Serikat (AS) yang mengklaim ibukota Israel adalah Yerusalem atau Al-Quds telah memicu kembali krisis Israel-Palestina. Reaksi protes dan kecaman keras pun dilayangkan warga Palestina dan dunia kepada AS.
Senior Parthnership ACT Rinaldi Tambunan mengatakan, peristiwa di Palestina telah memicu konsolidasi filantropi yang kuat dari rakyat Indonesia. Empati dan kepedulian bangsa Indonesia untuk Palestina kembali disalurkan oleh ACT.
" Bantuan kemanusiaan yang lebih masif berupa 10.000 ton beras untuk warga Palestina segera dilayarkan melalui Program Kapal Kemanusiaan," ujarnya saat konfrensi pers nya, di Ayam Bakar Wong Solo, Jalan Gajah Mada No. 20M, Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Seisikambing D, Medan Petisah, Medan, Jumat (12/1) malam.
Ia menambahkan, tidak hanya bantuan beras, bantuan pangan lain seperti gula dan tepung juga diangkut oleh Kapal Kemanusiaan ke Palestina. Bantuan pangan menjadi prioritas pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Palestina.
Sebab, pangan menjadi kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan dan mendesak oleh warga Palestina.
Ia menerangkan, pasang surut tindakan represif sepihak Israel berupa tindakan represif langsung maupun melalui lobi zionisme, dari tahun ke tahun semakin memperburuk kondisi warga Palestina.
Kondisi yang semakin buruk tidak hanya di Yerusalem Timur, tapi juga di Gaza.
" Berpuluh tahun, meski (warga Palestina) berada di tanah airnya sendiri, mereka hidup dalam serba keterbatasan," ujarnya.
ACT menginformasikan bahwa populasi di Gaza saat ini berkisar 2 juta jiwa.
Lebih dari 80 persen warganya hidup dalam kesulitan ekonomi, sosial dan pangan. Sejauh ini mereka hidup serba terbatas dan mengandalkan bantuan dari dunia luar. Hingga kini, lebih dari 200 ribu keluarga di Gaza memerlukan bantuan kemanusiaan. Diperkirakan volume 10 ribu ton bantuan pangan tersebut mampu memberi dukungan logistik bagi warga Palestina yang membutuhkan.
Rinaldi juga menyampaikan bantuan yang akan dilayarkan melalui Program Kapal Kemanusian Palestina (KKP) ini, rencananya akan diberangkatkan pada 21 Februari mendatang.
" Insya Allah, KKP akan membawa 10 ribu ton bantuan pangan tersebut secara bertahap dalam rentan 6 bulan ke depan. Bantuan ini diperkirakan akan masuk melalui Gaza termasuk opsi tambahan melalui wilayah Tepi Barat atau Yerusalem," ujarnya.
Sebelumnya ACT juga telah mengirimkan bantuan pangan untuk korban kelaparan di Afrika dan Pengungsi Rohingya di Bangladesh, KKP melibatkan ikhtiar besar bangsa Indonesia.
"Amanah kepedulian masyarakat Indonesia terus disalurkan dalam bentuk dapur umum di beberapa wilaya di Palestina, layanan medis gratis dan bantuan air bersih di Gaza," ungkapnya. (Rina)