Medan, IK - Lily Haryono salah seorang pengontrak rumah di Jalan Abadi No.49 B, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal mengaku resah dan kecewa dengan kinerja PDAM Tirtanadi. Pasalnya walau air PAM tak mengalir kerumahnya namun tagihan rekening bulanan dari kantor cabang PDAM Medan Sunggal tetap datang.
Lily Haryono mengungkapkan, dirnya sudah melaporkan tentang masalah air PAM tak mengalir kerumahnya, bahkan meteran airnya juga tak berputar tetapi PDAM sepertinya tak mau tau. Kondisi ini sudah tahunan lamanya.
"Sudah lama kasus ini saya laporkan ke PDAM Cabang Sunggal, masalah air kerumah kami tak jalan, bahkan meterannya pun tak berputar tapi sepertinya mereka tak mau tau", ujar Lily Haryono, ketika ditemui awak media ini dirumah kontrakannya, pada Rabu (7/2/2024).
Lily Haryono mengaku kondisi ini sudah tahunan lamanya. Akibatnya untuk mandi dan mencuci, dia dan anak cucunya saban hari harus mengungsi kerumah famili atau tetangga.
"Untuk mandi dan mencuci, kami harus mengungsi kesana kemari, ketempat famili, kadang kerumah tetangga", kata Lily Haryono.
Anehnya walaupun air dan meteran tak jalan, penagihan dari pihak PDAM cabang Sunggal tetap datang.
"Seperti halnya saat ini, kami mendapat surat tagihan rekening dari pihak PDAM cabang Sunggal sebesar Rp.900 ribu lebih. Dalam surat tersebut PDAM mengancam akan melakukan pemutusan apabila pelanggan tidak melunasi pembayaran rekening. Dan kondisi penagihan ini bukan yang pertama, tahun lalu juga saya mendapat surat tagihan hingga jutaan rupiah, karena tak mau terjadi pemutusan, terpaksa saya bayar. Namun untuk saat ini kesabaran saya sudah habis, dan saya menduga ini penipuan, yang menjadi pertanyaan besar saya bagaimana mereka cara menghitung tagihan rekening ? Padahal meteran tak jalan sama sekali", ungkap Lily Haryono.
Lily Haryono juga sudah menyimpan sejumlah barang bukti foto karena setiap bulan sudah mengabadikan meteran air tersebut dengan kamera handponenya.
"Bukti foto meteran air dengan angka yang itu-itu aja sudah saya simpan, dan kasus ini akan saya bawa keranah hukum, karena memang saya merasa sangat dirugikan, rekening saya bayar, tapi tidak menikmati fasilitas yang disediakan oleh PDAM", tegas Lily Haryono.
Akibat sudah tahunan merasa resah, akhirnya Lily Haryono mengambil inisiatif membuat sumur bor.
"Tidak mungkin kami sekeluarga saban hari harus menumpang mandi dan mencuci kerumah orang, makanya saat ini kami berinisiatif memasang sumur bor, demi kenyamanan keluarga kami", ungkapnya kecewa.
Terkait, menindak lanjuti keresahan yang dialami warga tersebut, Direktur Utama Perumda Tirtanadi, Kabir Bedi yang dikonfirmasi wartawan lewat WhatsApp telpon selulernya, Rabu (7/2/2024), tidak menjawab sama sekali konfirmasi wartawan, terkesan memilih diam. (Rel)