INTAIKASUS.COM - Lahir di Tangerang, Banten, pada 25 Desember 1966, pria ini lebih banyak berkiprah di Kota Medan, kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.
" Ya, karena sejak usia dua tahun saya sudah menetap di Kota Medan," kata Baharuddin Saputra SH ketika ditemui wartawan www.intaikasus.com dalam satu kesempatan belum lama ini.
Baharuddin, yang kini terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU) adalah pria yang hobi menulis dan memotret.
" Saya menulis sejak SMP. Mulai dari menulis cerita anak, puisi dan artikel," kata Bahar, biasa dia dipanggil.
Tulisan-tulisan Baharuddin sering dimuat di Harian Analisa, Waspada, Mimbar Umum, Bukit Barisan, Analog, Andalas Medan Bisnis dan juga di majalah Satya Bhakti Polda Sumut.
Dalam perjalanannya, Baharuddin begitu aktif di bidang keorganisasian yang berkenaan dengan seni. Saat ini dia aktif sebagai anggota Komite Sinematologi Multimedia Dewan Kesenian Medan.
" Pada September lalu, saya dan teman-teman diutus Wali Kota Medan melakukan studi banding di Balinale Internasional Film di Kuta, Bali," katanya.
Di sana, Baharuddin mempelajari dari dekat konsep dan pelaksanaan sebuah festival film untuk melaksanakan Festival Film Medan.
Bergelut di bidang seni sudah menjadi darah daging bagi Baharuddin. Bahkab dia dipercaya sebagai Ketua Insan Kritik Film (IKF) Sumut pada workshop kritik film tingkat nasional yang dilaksanakan Badan Film kemenbudpar tahun 2017 di Medan. Selain itu dikenal sebagai pimpinan Lembaga Seni dan Film Senyum Production Medan, pria ini juga pendiri dan Pemimpin Redaksi media online Mitrakamtibmas.com dan Tribratanewsmedan.com.
Dalam prestasinya di bidang seni, cerpennya berjudul 'Pistol' yang dimuat di Harian Analog terpilih sebagai salah satu cerpen terbaik dalam antologi Muara III pertemuan penyair Indonesia-Malaysia Dialog Utara IX tahun 2001.
Puisinya 'Air Mata Langitku' yang pernah dimuat di Harian Analisa juga terpilih sebagai Parade Baca Puisi Pejabat, Birokrat dan Sastrawan Sumatera Utara pada antologi 'Indonesia Berbisik' yang diterbitkan oleh DKSU pada 1999.
Baharuddin juga pernah menulis cerita bersambung (cerbung) berjudul 'Wo Aini' dan dimuat di Harian Andalas.
" Saat ini saya sedang menyiapkan novel berjudul 'Imago', antologi puisi 'Lagu Kehidupan' serta antologi cerpen 'Lagu dari Medan' yang saat ini sedang proses untuk segera terbit," kata alumni Fakultas Hukum Universitas Tjut Nyak Dien Medan ini tersenyum.
Selain menulis cerpen dan puisi, Baharuddin juga aktif menulis skenario film dan sutradara sinetron serta menulis naskah monolog dan pantomim dan juga sebagai aktor dan pengatur laku.
Baharuddin pernah terpilih sebagai deklamor terbaik dan menjadi andalan Kota Medan.
Dalam perjalanan karirnya, Baharuddin pernah menjadi Redaktur Budaya di Harian Analog dan Harian Andalas yang terbit di Medan. Bahkan dia pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Seruan, Majalah Satya Dharma, Majalah Target dan Tabloid Media Mitra Kamtibmas.
Sejak SD, Baharuddin aktif dalam gerakan pramuka di Gudep 019-020 TVRI Medan. Saat menjadi Penggalang, dia terpilih 10 putra terbaik utusan Sumut pada perlombaan tingkat nasional di Cibubur pada 1983. Sewaktu sebagai Penegak/Pendega, Baharuddin terpilih sebagai Kabid Litev Dewan Kerja Daerah Sumatera Utara (DKDSU) periode 1988-1992. Baharuddin juga terpilih sebagai pimpinan rombongan Raimuna Nasional di Purbalingga, Jawa Tengah dan Ketua Sanggar Kerja Pengembaraan pada 1988 dan Humas Pertikara Nasional di Sibolangit pada 1992.
Saat menjadi Pembina, dia diangkat menjadi Pamong Saka Bhayangkara Polrestabes Medan dan andalan kehumasan di Kwarcab Medan dan Kwarda Sumut.
Seabrek jabatan terus dipercayakan kepada PNS di Humas Polrestabes Medan ini. Baharuddin pernah menjadi Sekretaris Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Medan dan Pemimpin Redaksi Majalah Horas Jurnal Sastra Indonesia yang terbit di Medan.
Dan pada tahun 2006, Baharuddin pernah menjadi Direktur News Sumut TV Online.
Dalam dunia akting, Baharuddin tercatat sebagai anggota Teater Pelajar Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) sejak 1983 dan kemudian bergabung dengan teater Imago Medan pimpinan D Rivali Harahap, Teater Nasional Medan dan mendirikan Teater Senyum Medan.
Baharuddin pernah bermain dalam berbagai pementasan teater sebagai aktor dan stage manager. Dia juga beberapa kali dipercaya sebagai supervisor dalam kegiatan seni budaya di Medan, menggagas Pekan Seni Anak Muda Medan (Pesan M), Gebyar Seni Merdeka bersama Dewan Kesenian Medan.
Baharuddin juga terus menggairahkan dunia perfilman Medan dengan menggelar festival Ajang Film Anak Muda Medan dalam memperingati Hari Film Nasional.
Beberapa sinetron dan FTV yang dibintanginya berjudul Tersesat, Sang Ayah, Jebakan Pintu Tertutup, Gadis, Operasi Gali Semprul, Abah Kosim, Bah urod di TVRI, Pretty Dream Come True dan Ulos Simalakama di SCTV dan Si Bolang di Trans7.
Baharuddin juga menunjukkan aktingnya dalam film layar lebar berjudul The Deepest. Dalam film itu dia berperan sebagai perwira polisi.
Pada film berjudul Dimana Kau Sembunyikan Jodohku, Baharuddin beradu akting dengan sang istri yang berperan sebagai pakde dan bukde besutan sutradara Embart Nugroho.
Baharuddin juga dipercaya sebagai Sekretaris Umum Forum Komunikasi Insan Film Sumut dan juga menjadi Ketua Panitia Sosialisasi Kongres Parfi pusat di Sumut.
Di bidang organisasi kemasyarakatan, dia merupakan Ketua Paguyuban Banten Sumut (Pabansu) periode 2009-2016, Dewan Penasehat Paguyuban Pasundan Wilayah Sumut, Dewan Pembina DPP Aliansi Media Cyber Indonesia (AMCI).
Baharuddin kini bahagia didampingi istrinya Evi Khairani SPd bersama sepasang buah hatinya Ziyad Fawad Saputra merupakan musikus muda yang kreatif dan Asri Ayuningtyas penari berbakat yang terpilih di kampusnya Unimed yang pernah tampil di Brunai Darussalam belum lama ini. (Rel / Rina)